Bila dilihat secara sekilas seakan-akan diantara keduanya terdapat
sebuah limit, atau bisa dikatakan ada sebuah garis pembatas yang menjadikan
sebuah pecitraan bahwa terlalu asing dan
tidak lazim mengawinkan antara dunia pesantren dengan dunia teknologi informasi
yang notabene dewasa ini semakin tidak terbendung lagi, terlebih informasi yang
disajikan bermuatan nilai-nilai amoral yang sudah barang tentu akan bertolak
belakang dengan nilai-nilai yang ada dalam dunia pesantren. Sehingga dapat
disimpulkan diantara pesantren dan TIK semakin tercipta sebuah jurang pemisah
yang semakin jauh. Kondisi ini diperparah dengan mindset kaum santri yang
cenderung eksklusif dengan teknologi informasi dan komunikasi bahkan dianggap
haram mengakses situs-situs sosial media.
Maka dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kondisi
saat ini masih sedemikian rupa, padahal kalau kita bersedia lebih inklusif,
menerima dinamisasi-dinamisasi perkembangan informasi dan komunikasi yang
bergulir, tentu dengan tidak kehilangan prinsip islam yang telah kuat berakar
dihati kita. Maka bila itu dapat terwujud maka pesantren dan TIK akan bisa
saling bersinergi dan saling mengisi karena nyatanya keduanya bukanlah suatu
materi yang berjauhan, tetapi sangatah dekat dan bisa bersinergi.
Lalu upaya apa yang bisa dilakukan?
Untuk menjawab pertanyaan diatas maka TIK masuk pesantren adalah
solusinya Seperti yang telah dilaksanakan oleh Majlis Muwasholah Baina Ulama
Mataraman yang bekerjasama dengan kampus UPN ( Univeritas Pembangunan
Negeri ) Surabaya dan disponsori oleh TELKOM dan Telkomsel. Sebagaimana yang sedang dilaksanakan di Pondok
Pesantren Hudatul Muna Dua Jenes Ponorogo mulai hari kamis sampai sabtu, 11-13
Oktober 2012. Berikut dokumentasi kegiatan pelatihan TIK Masuk Pesantren.
Suasana saat pelatihan TIK |
Maka dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan akan mampu
menjembatani antara kehidupan pesantren dengan TIK sehingga materi keislaman
yang ada di dunia pesantren akan lebih mudah untuk dishare lewat dunia maya kepada
seluruh pengguna TI diseluruh dunia. Dengan demikian syiar islam akan lebih
luas serta dapat membendung arus infomasi yang bermuatan materi negatif yang
disinyalir kurang sesuai kehidupan pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar