Sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh Almaghfurlah Romo Kyai H Qomaruddin Muftie. Di Dusun Jenes kelurahan Brotonegaran Ponorogo Jawa Timur Indonesia

Sabtu, 13 Oktober 2012

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI MASUK PESANTREN SOLUSI DAKWAH MASA KINI


Bila dilihat secara sekilas seakan-akan diantara keduanya terdapat sebuah limit, atau bisa dikatakan ada sebuah garis pembatas yang menjadikan sebuah pecitraan bahwa terlalu asing  dan tidak lazim mengawinkan antara dunia pesantren dengan dunia teknologi informasi yang notabene dewasa ini semakin tidak terbendung lagi, terlebih informasi yang disajikan bermuatan nilai-nilai amoral yang sudah barang tentu akan bertolak belakang dengan nilai-nilai yang ada dalam dunia pesantren. Sehingga dapat disimpulkan diantara pesantren dan TIK semakin tercipta sebuah jurang pemisah yang semakin jauh. Kondisi ini diperparah dengan mindset kaum santri yang cenderung eksklusif dengan teknologi informasi dan komunikasi bahkan dianggap haram mengakses situs-situs sosial media.
Maka dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kondisi saat ini masih sedemikian rupa, padahal kalau kita bersedia lebih inklusif, menerima dinamisasi-dinamisasi perkembangan informasi dan komunikasi yang bergulir, tentu dengan tidak kehilangan prinsip islam yang telah kuat berakar dihati kita. Maka bila itu dapat terwujud maka pesantren dan TIK akan bisa saling bersinergi dan saling mengisi karena nyatanya keduanya bukanlah suatu materi yang berjauhan, tetapi sangatah dekat dan bisa bersinergi.
Lalu upaya apa yang bisa dilakukan?
Untuk menjawab pertanyaan diatas maka TIK masuk pesantren adalah solusinya Seperti yang telah dilaksanakan oleh Majlis Muwasholah Baina Ulama Mataraman yang bekerjasama dengan kampus UPN ( Univeritas Pembangunan Negeri ) Surabaya dan disponsori oleh TELKOM dan Telkomsel.  Sebagaimana yang sedang dilaksanakan di Pondok Pesantren Hudatul Muna Dua Jenes Ponorogo mulai hari kamis sampai sabtu, 11-13 Oktober 2012. Berikut dokumentasi kegiatan pelatihan TIK Masuk Pesantren.
Suasana saat pelatihan TIK
Maka dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan akan mampu menjembatani antara kehidupan pesantren dengan TIK sehingga materi keislaman yang ada di dunia pesantren akan lebih mudah untuk dishare lewat dunia maya kepada seluruh pengguna TI diseluruh dunia. Dengan demikian syiar islam akan lebih luas serta dapat membendung arus infomasi yang bermuatan materi negatif yang disinyalir kurang sesuai kehidupan pesantren.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar